SumbaTimur–Bakal calon Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat dinobatkan sebagai ‘saudara’ dalam prosesi adat di Kampung Kiku Prailiu, Kelurahan Prailiu, Kecamatan Kambera, Sumba Timur, Senin (23/1/2018). Viktor kemudian diberi pakaian adat kebesaran orang Sumba. “Kami bangga dan senang Viktor mau hadir di
Sumba adalah salah satu pulau yang terletak di bagian selatan Indonesia yang sangat terkenal akan keindahan alam, adat istiadat serta budayanya. Tak heran, keindahan alam dan tradisi yang masih sangat kental menjadikan Pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini menjadi target para wisatawan baik wisatawan domestik bahkan keunikan tradisi Pulau ini yang pastinya akan membuat pengunjungnya terheran-heran jika berkunjung ke Pulau Sandlewood Tradisi cium Maramba Tradisi unik yang bisa ditemukan ketika berkunjung ke Pulau Sumba adalah tradisi cium hidung atau "pudduk" dalam bahasa Sumba Timur. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah diwariskan turun temurun oleh leluhur orang cium hidung bagi Orang Sumba merupakan simbol kekeluargaan dan persahabatan yang sangat dekat. Selain itu, jika ada pihak yang berseteru dan ingin berdamai, maka akan dilakukan cium hidung yang merupakan simbol cium hidung dilakukan dengan cara menempelkan dua hidung yang mengisyaratkan bahwa dua individu seakan sangat dekat dan tidak ada tradisi cium hidung ini sudah menjadi adat istiadat dan kebiasaan bagi Orang Sumba, namun tradisi ini tidak dapat dilakukan pada sembarang tempat dan waktu. Tradisi ini dapat dilakukan hanya dalam acara-acara tertentu, seperti saat proses pelaksanaan tradisi perkawinan, pesta pernikahan, ulang tahun, hari raya besar keagamaan, pesta adat, kedukaan dan acara samping itu juga saat penerimaan tamu-tamu yang dianggap terhormat atau agung yang berasal dari wilayah Sumba sendiri. Lantas, bagaimana dengan tamu-tamu yang berasal dari luar Pulau Sumba? Tentunya boleh dilakukan tradisi ini, asalkan ada pemberitahuan terlebih Tradisi makan sirih Naha Tarap Bagi Orang Sumba, tradisi makan sirih pinang atau "happa" dalam Bahasa Sumba Timur merupakan lambang kekerabatan dalam pergaulan sehari-hari bahkan dalam berbagai acara seperti perkawinan dan kematian serta acara ini dilakukan dengan cara mengunyah buah pinang, sirih, dan kapur yang akan menyebabkan gigi dan mulut berwarna kemerahan. Jangan heran ketika anda berkunjung atau bertamu ke rumah penduduk orang Sumba, kamu akan disuguhkan sirih pinang yang merupakan simbol penghormatan dan orang yang disuguhkan sirih pinang tersebut harus menerima suguhan itu, walaupun nanti diberikan kepada orang lain, dibawa pulang atau ditinggalkan pada tuan rumah atau untuk menghargai tuan rumah bisa juga dimakan tanpa kapur supaya mulut tidak berwarna itu, sirih pinang juga menjadi lambang komunikasi dengan arwah leluhur yang sudah meninggal serta sering disuguhkan dalam beberapa acara penting, seperti adat perkawinan dan kematian. Makanya tidak jarang ketika berkunjung ke Pulau Sumba, kita akan melihat orang Sumba akan meletakkan sirih pinang di atas kuburan keluarga dan kerabat mereka yang mereka kunjungi sebagai tanda sapaan dan komunikasi dengan arwah keluarga atau kerabat yang sudah meninggal itu. Tradisi yang sangat unik tentunya. Baca Juga 10 Alasan Pilih Kampung Prai Ijing sebagai Tujuan Wisata Budaya Sumba 3. Tradisi "nyale" dan pasolaflickr/mshwaikoNyale atau mencari cacing laut adalah tradisi yang wajib dilakukan untuk mendahului tradisi Pasola. Dikutip dari Wikipedia Indonesia tradisi nyale adalah salah satu upacara rasa syukur atas anugerah yang didapatkan, yang ditandai dengan datangnya musim panen dan cacing laut yang melimpah di pinggir tersebut dilaksanakan pada waktu bulan purnama dan cacing-cacing laut/nyale keluar di tepi pantai. Bila nyale tersebut gemuk, sehat, dan berwarna-warni, pertanda tahun tersebut akan mendapatkan kebaikan dan panen yang berhasil. Sebaliknya, bila nyale kurus dan rapuh, akan didapatkan tradisi nyale dilakukan pada malam hari, maka pada keesokan harinya akan diadakan tradisi Pasola. Pasola adalah atraksi menunggang kuda dan dilakukan saling melempar tombak antar dua kelompok yang yang digunakan juga bukan tombak yang tajam, namun tetap saja akan ada yang terluka, entah kuda tunggangan ataupun para peserta pasola. Jika dalam tradisi itu ada peserta pasola yang terluka dan ada darah yang tercucur dianggap berkhasiat untuk kesuburan tanah dan kesuksesan terjadi kematian dalam tradisi ini, maka hal itu menandakan sebelumnya telah terjadi pelanggaran norma adat yang dilakukan oleh warga pada tempat pelaksanaan Tradisi Palekahelu Belis merupakan tradisi penyerahan mas kawin oleh pihak pria kepada pihak wanita. Belis dalam adat Orang Sumba bisa berupa ternak seperti kuda dan kerbau. Besarnya belis seorang Wanita Sumba biasanya tergantung kesepakatan antara kedua belah yang akan dinikahi adalah wanita dengan status sosial tinggi, maka hewan yang diberikan mencapai 30 ekor. Untuk rakyat biasa sekitar 5-15 ekor, dan untuk golongan yang lebih bawah lagi disebut dengan hamba atau ata dibayar oleh tuan disebut maramba itu, penyerahan belis juga dapat berupa mamuli. Mamuli adalah perhiasan yang biasanya terbuat dari emas. Mamuli sendiri memiliki simbol gambaran rahim atau simbol kemampuan reproduksi wanita. Kemudian, pihak wanita akan membalas pemberian pihak pria tersebut dengan ternak berupa babi, sarung dan kain khas itu, pihak wanita pun harus menyiapkan perhiasan dikenal dengan hada dalam Bahasa Sumba Timur, sarung, dan perlengkapan rumah tangga untuk anak gadis mereka. Bahkan pihak wanita yang berasal dari garis keturunan bangsawan biasanya memberikan hamba atau dikenal dengan dengan "ata pada anak gadis ini menjadi kesepakatan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan dan tentunya akan mempengaruhi jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan. Biasanya ketika seorang gadis Sumba membawa hamba/ata dari keluarganya, maka jumlah belis yang harus diberikan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan pun semakin Upacara kematian "marapu"flickr/Fery JombloDi Pulau Sumba, dalam upacara kematian masih syarat dengan kepercayaan kepada roh nenek moyang atau lebih dikenal dengan "marapu". Upacara kematian marapu dapat memakan biaya yang sangat mahal karena dibutuhkan banyak ternak untuk disembelih selama prosesi berlangsung seperti kuda, kerbau, dan upacara kematian ini harus ditunda bertahun-tahun lamanya dengan maksud agar keluarga mampu menyiapkan biaya untuk melangsungkan prosesi tersebut dan juga untuk mengumpulkan semua keluarga dari tempat jauh untuk menghadiri prosesi upacara kematian heran jika mayat orang yang meninggal ditaruh dalam peti atau dikenal dengan kabbang dan disemayamkan selama bertahun-tahun sampai tiba saatnya keluarga siap melaksanakan prosesi upacara hari pelaksanaan prosesi upacara kematian dan pemakaman, keluarga yang diundang akan berkumpul dan membawa berbagai ternak seperti babi, kuda, kerbau, sarung, dan kain khas ini berdasarkan hubungan keluarga dengan orang yang meninggal, misalnya seorang anak perempuan yang sudah menikah akan membawa kuda atau kerbau ketika ayahnya meninggal, kemudian sebagai balasannya setelah pemakaman selesai, anak perempuan itu akan diberikan babi untuk dibawa Sumba, penganut kepercayaan marapu juga memakamkan jenazah dalam batu megalitikum dengan posisi seperti janin dalam rahim atau dikenal dengan pahandiarangu. Namun, seiring perkembangan jaman, pada saat ini hampir jarang ditemukan jenazah dikuburkan dalam posisi seperti ini, yang ditemukan adalah jenazah ditaruh di dalam peti dan dikuburkan kedalam kuburan yang terbuat dari Tradisi kawin antara "anak om dan anak tante" sepupuan diperbolehkan seputarpernikahan/Dwi Putra SejiwaSatu hal lagi yang cukup unik dari Orang Sumba adalah mengenai tradisi perkawinan sedarah antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang diperbolehkan bahkan sangat dianjurkan. Tradisi ini dilakukan dengan tujuan agar semakin mempererat hubungan anak laki-laki dari seorang perempuan Sumba boleh menikahi anak gadis dari saudara laki-lakinya. Pada umumnya, perkawinan sedarah merupakan hal yang tidak wajar bagi kebanyakan orang, namun menjadi wajar dan sah-sah saja bagi orang ini bukanlah menjadi suatu kewajiban yang harus ditaati oleh orang Sumba. Namun jika ada hubungan antara "anak om dan anak tante" sepupuan yang sedang terjalin, maka bagi orang Sumba hubungan tersebut sangat Tradisi "pahillir"flickr/mshwaikoTradisi unik lain orang Sumba yang belum terlalu diketahui oleh orang banyak adalah "tradisi Pahillir" atau dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan "tradisi menghindar".Tradisi ini merupakan larangan keras yang tidak memperbolehkan "anak mantu perempuan dan ayah mertuanya atau anak mantu laki-laki dan ibu mertuanya" atau "istri ipar dan anak mantu laki-laki" berkomunikasi apalagi bersentuhan secara langsung, bahkan barang-barang milik masing-masing pun tidak boleh Orang Sumba hal tersebut adalah "tabu" dan tidak pantas dilakukan, sehingga ketika mereka bertemu, maka mereka harus "menghindar" atau dalam Bahasa Sumba Timur dikenal dengan istilah pahilir. Dalam kehidupan sehari-hari, untuk menghindari kontak langsung antara mertua dengan menantu yang berbeda jenis kelamin, biasanya aktivitas dilakukan melalui kalau terpaksa terutama ketika tidak ada perantara, misalnya untuk melayani makan minum maka biasanya anak mantu menyimpannya di tempat yang bisa dilihat oleh ayah atau ibu mertuanya yang pahilir, lalu biasanya ayah/ibu mertuanya mengerti bahwa itu untuk dari tradisi "pahilir" adalah perlu adanya jarak dalam relasi sehingga tidak memicu hubungan-hubungan yang tradisi unik orang Sumba yang membuat mereka spesial. Pastikan kamu menemui tradisi-tradisi ini, ya kalau main ke Sumba. Biar liburanmu makin berkesan! Baca Juga 5 Hal Penting Ini Harus Kamu Perhatikan Sebelum Liburan ke Sumba IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Meskitengah hamil besar, Andien dan Ippe justru menyempatkan untuk melakukan babymoon di Sumba Timur. (Baca Juga: Panduan Liburan Singkat Selama 3 Hari di Bangkok, Wajib Dicoba! Keduanya pun melakukan pemotretan dengan pose-pose yang romantis di Bukit Wairinding yang merupakan salah satu spot terbaik untuk dikunjungi di Pulau Sumba.
SUSPENSPetunjuk PermainanPION dan RumahAir Terjun Oehala merupakan air terjun berlapis tujuh tingkat bak anak tangga raksasa dialiri air bah. Air terjun ini bertempat di Oehala, Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini relatif lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, yang dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar tidak dihuni oleh ora. Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau Kolbano adalah pantai yang terletak di Kolbano, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Pantai ini memiliki keunikan dengan bebatuan kerikil warna-warninya yang membuat para wisatawan tertarik KaliudaKaliuda sebenarnya nama sebuah desa adat di selatan Waingapu, Sumba Timur. Kualitas tenunan Kali Uda dianggap tertinggi di Sumba, karena lentur, tidak luntur, ringan, dan bisa dijadikan dasar tenun Kali Uda adalah merah, putih, dan hitam. Ragam motif biasanya ayam, burung, kuda, kerbau, sapi, kupu-kupu, serta mamuli perhiasan berbentuk rahim perempuan.Motif Kali Uda yang ini merpakan kombinasi antara kuda dan ayam. Motif kuda melambangkan kebanggaan, kekuatan dan keberanian. Sedangkan figur ayam pada motif kain tenun, melambangkan kehidupan wanita ketika berumah tenun dengan motif ini digunakan sebaga mahar kawin yang bernilai tinggi di kalangan warga Sumba, selain juga diminati turis KudaCorak kuda merupakan symbol keagungan, kebesaran, kebanggaan, dan status dikaitkan dari stasus sosial dari kaum bangsawan yang selalu menggunakan kuda tunggang bila melakukan itu, corak ini juga melambangkan kemakmuran dan Ma nainahu na lacuna, Mini Romba rara – Mandidaru Kajiana kuda belang tahu – tenang jalannya, kerbau jantan merah – rata belakangnya.Lebih lanjut, corak ini menggambarkan wilayah atau lingkungan alam yang sesuai untuk penggembalaan beberapa jenis motif Kain Tenun Rote Ndao yang terkenalMotif Lafa Langgak. Merupakan ciri khas umum tenun Rote. Berupa kepala selimut yang memuat lambang kombinasi dari lilin dan salib. Maknanya berhubungan dengan agama yang banyak dianut masyarakat Henak Anan. Bermakna anak pandan, berasal dari Rote Barat. Terinspirasi dari buah pandan. Motifnya berbentuk daun atau jajar Lamak Nen. Merupakan corak bentuk anak belalang dan dedaunan di sekitar tempat berladang. Berasal dari Rote TimurMotif Ngganggu Dok. Menggambarkan daun kangkung dan daun daun kecil lain yang biasanya menjadi makanan belalang, bercorak bentuk mirip dengan Motif Lamak Hua Ana Langi. Bergambar ikan gargahing ikan kuwe atau cuwe. Motif spesial karena dianggap keramat. Tidak boleh dipakai rakyat biasa. Bila ada yang ketahuan mengenakannya, kain tenun tersebut akan langsung dimusnahkan dengan cara dipotong kecil-kecil lalu dibakarMotif Roa`ju atau Su`u Dok. Berupa motif daun-daun besar yang dalam bahasa Ndao disebut roa`ju, sedangkan dalam bahasa Ba`a disebut su`u dok. Bentuk motif ini terinspirasi dari bentuk daun sukun, makanan pokok rakyat Ba'a pada masa Pending. Motif ini berbentuk pending yakni ikat pinggang tradisional khas RoteMotif Mada Karoko. Berupa gambar landak laut alias bulu adat Rote untuk pria biasanya kemeja polos warna putih dengan lengan panjang yang dipadukan bersama kain tenun sebagai pengganti lupa, ada pula kain yang disampirkan di pundak kanan hingga pinggang kiri dengan motif yang senada seperti tidak pakai kemeja polos, laki-laki bisa telanjang dada sehingga hanya menggunakan kain yang disilangkan untuk menutupi sebelah untuk wanita, kain tenun digunakan di seluruh tubuh sehingga membentuk sebuah baju adat sarung kafate dalam bahasa pakaian adat orang alor yang terbuat dari benang yang dipintal kemudian ditenun menjadi kain sarung, umumnya kafate sangat beragam motif tergantung dari daerah asal dan tradisi yang dianut. Kafate juga biasanya dipakai oleh para raja dan penduduk kerajaan namun sekarang kafate sudah bisa dipakai oleh kaum non kerajaan. Kafate juga biasa digunakan saat menarikan tarian alor , seperti lego-lego , menjadi salah satu budaya yang sangat terkenal di keberadaanyalah dan juga budaya budaya lain membuat alor menjadi terkenal di turis asing maupun turis lokal. Kafate juga sekarang sudah jarang yang memakai namun , kafate kini telah dilestarikan dengan cara agar mendorong anak cucu kita untuk selalu melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang yang sudah turun peninggalan kerajaan –kerajaan di alor juga dapat kita lihat di museum 1000 MOKO ,disana kita dapat menjumpai peninggalan zaman dulu yang masih tersimpan dengan rapi , yang berasal dari daerah daerah alor .Secara umum nama untuk pakaian adat Bajawa Ngada hasil olahan tenunan tradisional adalah sabo weki. sabda leluhur atau pata dela yang menjelaskan kekayaan nilai dari istilah sabo etmologis 'pata dela' berasal dari kata pata yang berarti sabda, kata, lembar tenunan atau tekstil tradisionalSedangkan 'dela' artinya leluhur, dewasa, bijaksanaSehingga pata dela dapat dijelaskan sebagai nasihat dari pendahulu atau nenek moyang yang didalamnya ada nilai kebijaksaaan yang dapat dijadikan pedoman hidup sehari - hariMaumere de gale kota endePepin gisong gasongLe'le luk ele rebin haLe le le luk sila solMi fa mi fa solLe'le tiding fa faRebing mude miDo do do do mi do miDo gemu fa mi reEle le... ele leLe le le luk sila solLe'le tiding fa faRebing mude miDo do do do mi do miDo gemu fa mi reMaumere da gale kota endePepin gisong gasongLe'le luk ele rebin haMaumere da gale kota endePepin gisong gasongLe'le luk ele rebin haPutar ke kiri eNona manis putarlah ke kiriKe kiri ke kiri ke kiri dan ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri manis eSekarang kanan eNona manis putarlah ke kananKe kanan ke kanan ke kanan dan ke kanan ke kanan ke kanan ke kanan manis eoras loro malirin,teu tanis lakateu tanis,tanis na'ak nian ina,ro sina sa'e ro sela ba kuda,lun turu bete lun turu,bete keta lun turu,mai kikar ba mai kikarohin kala seraniai ida mutu ai idaawan ami ain fohoain tasi ami ain tasioras loro malirin,teu tanis lakateu tanis,tanis na'ak nian ina,ro sina sa'e ro sinaOfa langga soba sobaSoba nita kasianiSoba sayang kasianU lembe susi mataOfa langga soba sobaSoba nita tasianiSoba sayang kasianU lembe susi mataReffLai lena seli…. ..tadadi lena seliNai nasa fali.... tadadi nasa faliAduh kasian..... Aduh kasian .......Mama boi e..........Mama boi e..........Lai lena seli…. ..tadadi lena seliNai nasa fali.... tadadi nasa faliaduh kasian aduh kasian mama boi eOfa langga adinda soba sobaOfa langga adinda soba sobasoba nita adinda tasianisoba nita adinda tasianiRumah adat di Sumba biasa dinamakan Uma Bokulu dan Uma Uma Bokulu memiliki arti besar. Kemudian untuk Uma Mbatangu memiliki arti menara. Rumah tradisional yang ada di Sumba juga terkenal memiliki bentuk bangunan yang adat di sini berupa rumah panggung dan atap berundak yang menjulang seperti Bulat atau Lopo atau Ume Khubu merupakan Rumah Adat Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur. Umumnya, digunakan sebagai Lopo, Balai Kearifan Suku Timor dan gudang dengan namanya, rumah ini berbentuk bulat, tapi ada juga yang bentuknya dari jauh, rumah ini tidak terlihat seperti rumah, hanya terlihat seperti tumpukan juga sangat pendek, sekitar 1 meter sehingga kalau kita mau masuk, kita harus Pe merupakan salah satu jenis bangunan tradisional berupa rumah tempat tinggal suku Sabu yang tersebar di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur. Rumah tersebut merupakan bagian dari kekayaan arsitektur yang dimiliki oleh suku Sabu. Istilah Ammu Pe sendiri terdiri atas dua kata yakni "ammu" yang berarti rumah dan "pe" yang memiliki arti tahun 2010, Ammu Pe yang menjadi bagian dari arsitektur tradisional Nusa Tenggara Timur dimasukkan ke dalam pencatatan Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan KebudayaanJagung Titi adalah makanan kuliner khas yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, terutama di Pulau Flores bagian timur seperti di Solor, Adonara, Alor, dan jagung Titi karena proses pengolahan biji jagung tersebut dititi diatas Titi atau Patei Silaita adalah kuliner warisan dari nenek moyang yang tetap dipakai masyarakat khususnya masyarakat Pulau Flores di bagian timur. Keunggulan kuliner ini diantaranyaBisa disimpanuntuk waktu untuk dibawa ke mana-manaSebagai makanan ringan untuk di rumah dan menjamu yang digunakan untuk membuat camilan ini bukan jagung yang biasa ditemui di pasaran, akan tetapi jagung pulut putih yang bertekstur lengket seperti ketan dan jenis itu merupakan varian jagung lokal yang tersebar di Nusa Tenggara Timur. Biasanya masyarakat Kupang menyajikan cemilan ini untuk menyambut tamu yang datang kerumah Kompyang atau dikenal pula dengan sebutan kompiang longa, merupakan roti khas Flores yang berbentuk bulat atau oval dan memiliki warna yang kecoklatan seperti warna roti pada diberi taburan biji wijen seperti pada panganan onde-onde. Kata longa itu sendiri dalam bahasa Manggarai Flores memiliki arti “Wijen” Itulah kenapa roti ini disebut Kompiang ini, pada umumnya merupakan hasil adaptasi dari roti khas Tionghoa. Pada mulanya hanya disajikan pada acara-acara keluarga saja namun pada akhirnya roti ini menjadi semakin merupakan salah satu makanan khas Kabutaen Sabu Raijua, NTT. Makanan ini terbuat dari bahan dasar beras yang ditumbuk dan gula merah dari lontar khas Sabu. Beras pilihan awalnya ditumbuk kemudian diberi gula air dan dicampur menjadi seperti adonan kue. Adonan tersebut kemudian dibentuk dan dibungkus menggunakan daun kelapa dan di kukus hingga Permainanpermainan ini dapat dimainkan oleh 4 orangsetiap pemain memilih pion masing-masing dan meletakan pada kotak startsetiap pemain melempar dadu awal untuk menentukan giliran main apabila memperoleh nilai dadu terbesar akan memulai permainan terlebih dulujika mendapat dadu dengan angka yang sama maka kedua pemain melempar dadu lagisetelah sudah mendapatkan giliran main pemain 1 mengocok dadu dan mengerakan pion sesuai jumlah dadu ke arah kiri dari kotak startketika pion ditempatkan pada kotak dengan lebel alat musik, tarian, rumah adat, makanan, wisata, tenun, pakaian, dan lagu maka setiap peserta berhak menebak nama serta daerah asal dari objek tersebut apabila sesuai maka pemain berhak untuk menempatkan rumah pada kotak tersebutketika pion berhenti pada dana umum, kesempatan maka pemain berhak mengikuti petunjuk yang ada pada kotak pemain lain memasuki kotak yang sudah di tempati pemain lain maka pemain lain berhak memberikan 1 rumah yang sudah menjadi aset pemain ditentukan berdasarkan jumlah rumah yang dimilikiTunggu Giliran berikutnyaTunggu 2x Giliran berikutnyaTunggu Giliran berikutnyaLetakan Pion pada kotak ini untuk memulai permainanKocok Dadu sekali lagiKocok Dadu sekali lagiKocok Dadu sekali lagiKocok Dadu sekali lagiMaju 3 KotakMaju 3 kotakMaju 3 KotakMaju 3 KotakBerhenti 1x giliran mainBerhenti 1x giliran mainBerhenti 3x giliran main
Haloteman - teman ngeblogk semua sekarang waktunya kita mengenal budaya sumba Timur Sumba Timur terletak di sebelah timur pulau sumba. RUMAH TRADISIONAL Bentuk atapnya tinggi lancip, serupa menara dimana tersimpan benda-benda pusaka (Tanggu Marapu).Tiap-tiap Rumah Adat mempunyai 3 bagian: Bagian bawah, tengah dan atas rumah,
Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya – Indonesia merupakan negara yang memiliki begitu banyak keberagaman. Tidak hanya suku dan bahasa, berbagai macam kain tenun pun memiliki keunikan tersendiri di masing-masing daerahnya. Begitu Pula Di Kawasan Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Nah Di Pulau Sumba Khususnya Dikawasan Sumba Barat Daya Juga Memiliki Motif Kain Tenun Yang Berbeda Dengan Daerah Sumba Lainnya. Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya Juga Punya Pola Dan Corak Serta Warna Yang Bisa Dibedakan Dengan Kain Tenun Sumba Timur, kain tenun Sumba Tengah Ataupun kain tenun Sumba Barat. Kain Tenun Sumba Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya – Sumber twitter/awkarin Indonesia memiliki beragam kain tenun khas daerah masing-masing. Salah satu kain tenun yang sangat khas berasal dari Nusa Tenggara Timur khususnya Pulau Sumba. Proses pembuatan Kain Sumba cukup rumit dan memakan waktu yang lama. Sehelai Kain Sumba bisa menghabiskan enam bulan bahkan tiga tahun waktu pengerjaan. Karena hal ini, tidak heran jika satu helai Kain Sumba bisa dibanderol hingga seharga 1,5 bahkan puluhan juta rupiah. Kain Tenun Sumba Sebagai Simbol Cinta dan Tanda Hormat Sumber Bagi masyarakat Sumba, peran kain tenun begitu penting. Wanita muda diajari menenun sejak akil balik oleh ibu dan nenek mereka. Tujuan awal dari membuat kain adalah sebagai simbol cinta dan tanda hormat kepada suami. Masyarakat Sumba akan memakai kain tenun kebanggaan mereka ketika ada acara kumpul bersama. Bahkan ketika berpulang pun jasadnya akan ditutup oleh kain tenun. Menurut kepercayaan masyarakat Sumba Timur, jenazah biasanya akan disimpan sampai beberapa bulan sebelum dikuburkan. Dengan adanya kain tenun sebagai penutup ini dipercaya mampu menjadi pengawet alami bagi jenazah tersebut sehingga tidak akan mudah membusuk. Semakin tinggi kedudukan yang meninggal maka semakin banyak pula kain yang dililitkan pada jasadnya. Baca juga uniknya Jenis Kain Tenun Tambolaka Sumba Barat Daya Dan Proses Pembuatannya daftar Desa Adat Di Sumba Barat Daya Yang Masih Terjaga Perbedaan Pemakaian Kain Tenun Bagi Laki-laki dan Perempuan Sumber Terdapat perbedaan jenis kain tenun untuk laki-laki dan perempuan. Para laki-laki mengenakan busana berupa kain lebar yang dililitkan di pinggang bagian luar celana pendek serta selempang kain dan ikat kepala yang biasa disebut kapouta dari kain maupun selendang kulit kayu. Sedangkan para perempuan mengenakan sarung yang terbuat dari kain tenun dengan dijahit bersusun, dilengkapi hiasan kepala berbentuk tanduk kerbau yang disebut Tabelo, serta kalung dengan manik-manik anahhida berwarna jingga dengan liontin dan anting-anting berbentuk mamuli. Pewarnaan Menggunakan Bahan-Bahan Alami proses pembuatan Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya – Sumber Pewarnaan pada Kain Sumba masih menggunakan pewarna alami, bukan pewarna sintetis seperti yang digunakan di pabrik. Seperti contohnya akar mengkudu untuk mendapatkan warna merah, kayu untuk warna kuning, lumpur sebagai warna coklat, dan lain-lain. Setiap penenun memiliki resep khusus dalam pewarnaan, karena itu merupakan ciri dan keunikan dari kain yang dihasilkan. Perbedaan Khas Kain Tenun Masing-Masing Daerah di Sumba Sumber Pesona Indonesia Selama ini Kain Tenun Sumba yang paling terkenal berasal dari Sumba Barat dan Sumba Timur. Kain tenun Sumba Barat memiliki corak yang khas dengan motif statis dan sederhana seperti garis-garis, bentuk geometris, bunga serta tumbuhan. Sedangkan motif kain Sumba Timur lebih kental dengan gambar makhluk hidup yang dinamis seperti singa, rusa, kuda, burung, dan lain-lain. Keunikan Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya Kain Tenun Khas Sumba Barat Daya – Sumber Lain lagi dengan Sumba Barat Daya, daerah ini memiliki tiga jenis kain tenun antara lain Tenun Ikat Makete, Tenun Songket Lambaleko, dan Tenun Sulam Humbi/Lumbi. Di Kabupaten Sumba Barat Daya terdapat tiga suku besar yang masih aktif menenun, yaitu Loura, Kodi, dan Wewewa. Ketiga suku ini memiliki kekhasan corak masing-masing dan kecenderungan warna yang berbeda. Seperti contohnya kain tenun di Suku Kodi dominan warna hitam, sedangkan di Suku Loura dan Wewewa cenderung berwarna-warni. Motif khas kain tenun Sumba Barat Daya menggunakan corak ragam mamuli yang merupakan simbol kemurnian dan kesuburan. Selain itu kain tenun khas Sumba Barat Daya juga banyak menggunakan gambar Uma Kalada atau rumah besar khas bangunan tradisional dengan atap menara. Keunggulan dari kain tenun daerah ini adalah masyarakatnya yang masih menggunakan kapas pintal sebagai bahan baku utama. Saat ini kain tenun khas Sumba Barat Daya makin populer. Tidak hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia saja namun hingga ke mancanegara. Bahkan tidak sedikit bermunculan home industry yang menjual kain Sumba dan menjadi penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar.
Dalamvideo berdurasi 01.52 detik explore Ferrari di lokasi memperlihatkan Tanah Marapu memilih lokasi di Bukit Hiliwuku,Sumba Timur, Hutan Pinus, Sumba Tengah, Kampung Adat Megalitikum Prai Ijing di Sumba Barat serta Pantai Ratenggaro di Sumba Barat Daya. Bukit Hiliwuku merupakan salah satu bukit dengan pemandangan padang savananya yang indah.
Pulau Sumba didiami oleh Suku Sumba dan terbagi atas empat kabupaten, Sumba Barat Daya, Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Masyarakat Sumba secara rasial adalah campuran Ras Melanesia-Papua dan Ras Austronesia-Melayu, yang cukup mampu mempertahankan kebudayaan aslinya di tengah-tengah arus pengaruh asing yang telah singgah di kepulauan Nusa Tenggara Timur sejak dahulu kala. Kepercayaan khas daerah Marapu, setengah leluhur, setengah dewa, masih amat hidup di tengah-tengah masyarakat Sumba. Marapu menjadi falsafah dasar bagi berbagai ungkapan budaya Sumba mulai dari upacara-upacara adat, rumah-rumah ibadat umaratu rumah-rumah adat dan tata cara rancang bangunnya, ragam-ragam hias ukiran-ukiran dan tekstil sampai dengan pembuatan perangkat busana seperti kain-kain hinggi dan lau serta perlengkapan perhiasan dan senjata. Rumah di perkampungan Sumba. Di sebelah kanan adalah kubur tradisional. Suku Sumba masih menerapkan elemen-elemen megalitik dalam adat-istiadatnya, meskipun banyak di antara mereka telah memeluk agama Kristen.
Mei2018. Kampung Raja Prailiu terletak di Kecamatan Prailiu yang berada dekat dengan pusat kota Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Kampung adat ini adalah yang terdekat dengan pusat kota Waingapu dan masuk dalam salah satu prioritas kawasan wisata di Sumba Timur. Di kampung ini dapat dilihat kubur batu (sarkofagus), rumah adat (Uma Mbatangu
Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap, Gambar dan Penjelasannya - Secara umum pakaian adat Nusa Tenggara Timur menonjol pada perangkat kain-kain tenunnya yang khas. Selain itu, kekhasan pakaian adat Nusa Tenggara Timur terlihat pula pada perhaisan perlengkapan pakaian dari logam, bulu unggas, dan kain-kain batik yang ditampilkan dengan cara-cara yang unik. Dari keanekaragaman pakaian adat yang memiliki perbedaan latar belakang, dipaparkan tiga gaya yang dianggap dapat mewakili citra daerah ini, yaitu pakaian adat suku bangsa Sikka dari Flores, suku bangsa Sumba dari Sumba Timur, dan suku bangsa Amarasi dari Kabupaten Kupang , Timor. Pakaian Adat Suku Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur Masyarakat Sikka atau suku bangsa Sikka, mendiami daerah Kab. Sikka di Pulau Flores dengan kota terbesar Maumere. Kebudayaan masyarakat Sikka banyak dipengaruhi oleh budaya asing, seperti Bugis, Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Pengaruh Portugis dan Belanda tampak pada tata busana barat yang dewasa ini sudah menjadi pakaian sehari-hari. Pengaruh India muncul pada hasil tenunan, yaitu pada pembagian bidang-bidang dan corak yang diilhami oleh kain patola. Meskipun demikian, masyarakat Sikka tetap dapat mempertahankan ungkapan budaya tradisionalnya lewat pakaian serta tata riasnya. Sumber Selayang Pandang Nusa Tenggara Timur Gandes Cukat Permaty, S. Pd Pakaian tradisional pria secara umum terdiri atas penutup badan dan penutup kepala. Penutup badan terdiri atas labu bertangan panjang, biasanya berwarna putih mirip kemeja gaya barat. Selembar lensu sembar diselendangkan pada dada, bercorak flora atau fauna dalam teknik ikat lungsi. Pada bagian pinggang dikenakan utan atau utan werung, yaitu sejenis sarung berwarna gelap, bergaris biru melintang. Tata warna kain Sikka umumnya tampil dalam nada-nadan gelap seperti hitam atau biru tua dengan ragi yang lebih cerah berwarna putih, kuning atau merah. Istilah untuk sarung selain utan adalah lipa. Destar adalah tutup kepala pria yang terbuat dari kain batik soga dan dikenakan dengan pola ikatan tertentu sehingga ujung-ujungnya turun menempel pada kedua sisi wajah dekat telinga. Pakaian Adat wanita terdiri atas penutup badan berupa labuliman berun, berbentuk mirip kemeja berlengan panjang. Labu ini biasanya terbuat dari sutra dan kain yang bagus mutunya. Model labu ini terbuka sedikit pada pangkal leher guna memudahkan pemakaian. Di atas labu dikenakan dong, sejenis selendang yang diselempangkan melintang dada. Selain itu, kaum wanita juga memakai sarung wanita, utan lewak, dihias dengan ragam flora dan fauna dalam lajur-lajur garis. Utan lewak adalah kain tiga lembar, berwarna dasar gelap dengan paduan antara warna merah, cokelat, putih, biru, dan kuning secara melintang. Warna-warna tersebut melambangkan berbagai suasana hati atau kekuatan-kekuatan magis. Misalnya hitam untuk melayat, merah, cokelat melambangkan keagungan dan status sosial yang tinggi. Cara mengenakan utan adalah dengan menyampirkan sebagian pinggir kain di atas bahu dengan melintangkan tangan kanan di bawah dada seperti hendak menjepit kain. Hiasan kepala tersemat pada sanggul atau konde dalam bentuk tusuk konde. Tusuk konde biasanya terbuat dari ukiran keemasan. Pada pergelangan tengan dipakai kalar yang terbuat dari gading dan perak. Penggunaannya disesuaikan dengan suasana peristiwa seperti upacara-upacara atau pesta-pesta adat. Jumla kalar gading dan perak biasanya genap, yaitu dua atau empat gading dengan dua perak pada setiap tangan. perhiasan lainnya adalah kila yang tergantung pada telinga. Pakaian Adat Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Suku bangsa Sumba mendiami Pulau Sumba dan terbagi atas dua Kabupaten, yaitu Sumba Barat dan Sumba Timur. Kepercayaan khas daerah Marapu, setengah leluhur, setengah dewa, masih sangat diyakini masyarakat Sumba asli. Marapu menjadi falsafah dasar bagi berbagai ungkapan budaya Sumba mulai dari upacara adat, rumah-rumah ibadah umaratu, rumah-rumah adat dan tata cara rancang bangunnya. ragam hias ukir-ukiran dan tekstil sampai dengan pembuatan perangkat pakaian seperti kain-kain hinggi dan lau serta perlengkapan perhiasan dan senjata. Sumber Selayang Pandang Nusa Tenggara Timur Gandes Cukat Permaty, S. Pd Di Sumba Timur strata antara kaum bangsawan maramba, pemuka agama kabisu, dan rakyat jelata ata masih berlaku, meskipun tidak setajam dulu. Perbedaan strata sosial ini juga tidak tampak secara nyata pada tata rias dan pakaian adatnya. Perangkat pakaian adat Sumba terletak pada penutup badan berupa lembar-lembar besar kain hinggi untuk pria dan lau untuk wanita. Dari kain-kain hinggi dan lau tersebut mengungkapkan berbagai lambang dalam konteks sosial, ekonomi serta religi suku Sumba. Kain hinggi dan lau tersebut terbuat dalam teknik tenun ikat dan pahikung serta aplikasi muti dan hada. Pakaian adat masyarakat Sumba lebih cenderung ditekankan pada ringkat kepentingan serta suasana lingkungan suatu kejadian daripada hierarki status sosialnya. Pakaian kaum pria sumba terdiri atas bagian-bagian penutup kepala, penutup badan dan sejumlah penunjang lainnya berupa perhiasan dan senjata tajam. Sebagai penutup badan digunakan dua lembar hinggi, yaitu hinggi kombu dan hinggi kowaru. Hinggi kombu dipakai pada pinggul dan diperkuat letaknya dengan sebuah ikat pinggang kulit yang lebar. Hinggi kowaru atau terkadang juga disebut hinggi raukadama digunakan sebagai pelengkap. Di kepala dililitkan tiara patang, sejenis tutup kepala dengan lilitan dan ikatan tertentu yang menampilkan jambul. Jambul ini dapat diletakkan di depan, samping kiri, atau samping kanan sesuai dengan maksud lambangnya. Jambul di depan melambangkan kebijaksanaan dan kemandirian. Hinggi dan tiara terbuat dari tenunan dalam teknik ikat dan pahikung. khusus yang terbuat dengan teknik pahikung disebuttiara pahudu. Hiasan-hiasan yang terdapat pada hinggi dan tiara terutama berkaitan dengan alam lingkungan makhluk hidup. Warna hinggi juga mencerminkan nilai estetis dan status sosial. Hinggi terbaik adalah hinggi kombu kemudian hinggi kowaru, hinggi raukadana, dan terakhir adalah hinggi panda paingu. Pakaian pria Sumba dilengkapi dengan sebilah kabiala yang disisipkan pada kiri ikat pinggang. Pada pergelangan tangan kiri dipakai kanatar dan mutisalak. kabiala adalah lambang kejantanan, sedangkan mutisalak menyatakan kemampuan ekonomi serta tingkat sosial. Secara menyeluruh hiasan dan penunjang pakaian ini merupakan simbol kearifan Ada beberapa kain yang digunakan sebagai pakaian pesta dan upacara wanita Sumba Timur, seperti Lau kowaru, Lau pahudu, Lau mutikau, dan Lau pahudu kiku. Kain-kain tersebut dipakai sebagai sarung setinggi dada lau pahudu kiku dengan bagian bahu tertutup toba huku yang sewarna dengan sarung. Untuk bagian kepala wanita Sumba Timur memakai tiara berwarna polos yang dilengkapi dengan hiduhai dan hai kara. Pada dahi disematkan perhiasan logam emas atau sepuhan yaitu maraga. Kemudian di telinga tergantung mamuli perhiasan berupa kalung-kalung keemasan. Di bagian leher juga dikenakan kalung-kalung keemasan yang menjurai ke bagian dada. Pakaian Adat Amarasi, Timor, Nusa Tenggara Timur Secara administratif Amarasi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kupang. Meskipun pengaruh-pengaruh asing masuk ke dalam wilayah ini, tetapi masyarakat Amarasi masih memegang tradisi untuk mengungkapkan budaya asli mereka. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bentuk-bentuk kepercayaan lokal yang mewarnai kehidupan sehari-hari, seperti ritus-ritus penghormatan Usi Neno, yang dianggap sebagai wujud tertinggi penguasa jagad raya, pencipta makhluk hidup sumber segala yang ada. Dalam hal berpakaian, tradisi kebudayaan asli juga masih mempengaruhi tata cara berpakaian, terutama dalam pakaian pesta adat atau upacara-upacara penting. Secara umum pakaian adat upacara Amarasi didominasi oleh kain-kain tenunan dalam teknik futus dan sotis yang dipadu dalam warna-warna putih, cokelat, biru, merah bata. Kain-kain tersebut kemudian dipadu dengan berbagai aksesoris di kepala, telinga, tangan dan pinggang. Sumber Selayang Pandang Nusa Tenggara Timur Gandes Cukat Permaty, S. Pd Pada dasarnya pakaian adat pria Amarasi sama dengan daerah lain di Nusa Tenggara Timur, yaitu kain penutup badan yang terdiri atas beti atau taimuti dan po'uk. Akan tetapi, pakaian pria Amarasi mempunyai cork yang khas, yaitu adanya dominasi warna-warna cokelat dengan bidang tengah berwarna putih di bagian bet. Kemudian, po'uk bercorak garis-garis memanjang yang dipadu dalam warna-warna jingga, merah bata, putih, dan biru. Di bagian kepala dikenakan pilu dari batik, sedangkan di bagian leher dikenakan kalung yang terbuat dari logam yang berhiaskan iteke, yaitu logam berukir berbentuk lingkaran. Sepertihalnya di daerah Nusa Tenggara Timur lainnya, pria Amarasi juga memakai kapisak atau aluk yang terbuat dari anyaman-anyaman daun atau kain persegi empat dengan corak geometris dan multi sebagai hiasannya. Oleh masyarakat setempat pakaian dan perhiasan dan perlengkapan pakaian tersebut dianggap dapat memberikan sifat keagungan, kejantanan serta kesucian bagi penyandangnya. Pakaian utama wanita Amarasi terdiri atas dua macam kain tenunan. Kain pertama adalah Tais dan Tarunat yang dipasang setinggi dada hingga mata kaki. Kain ini bercorak garis-garis sempit berwarna jingga, kuning, biru tua dan dipadukan dengan corak-corak ikat putih berlatar hitam/ biru tua. Sementara itu kain kedua berupa selempang yang terikat di depan dada berbentuk huruf V dengan kedua ujungnya terletak di kedua bahu bagian belakang. Di bagian kepala dikenakan seperangkat perhiasan. Rambut yang disanggul dihiasi dengan kili noni dan tusuk konde. Di dahi dikenakan pato eban yaitu hiasan logam berukir yang berbentuk bulan sabit. Kedua telinga dihiasi falo noni. Kemudian dikenakan pula kalung berbentuk bulat terbuat dari logam emas, perak, atau sepuhannya yang disebut dengan noni bena. Pergelangan tangan dihiasi dengan niti keke, sedangkan bagian pinggang dikenakan futi noni. Demikian pembahasan tentang "Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur Lengkap, Gambar dan Penjelasannya" yang dapat kami sampaikan. Artikel ini dikutip dari buku "Selayang Pandang Nusa Tenggara Timur Gandes Cukat Permaty, S. Pd". Baca juga artikel kebudayaan indonesia menarik lainnya di situs
Didaerah Sumba, fungsi parang dapat dikenali lewat gagangnya. Bila gagangnya dari kayu, berfungsi sebagai parang kerja. Bila parangnya bergagang tanduk hewan, apalagi dari gading, maka berfungsi sebagai aksesori atau pelengkap pakaian adat pria Sumba. Masyarakat Sumba menyebut kelompok parang terakhir ini sebagai parang pinggang.
Kain Tenun Sumba Timur – Harus diakui bahwa Indonesia memiliki berbagai macam kekayaan, mulai dari kekayaan alam hingga kekayaan budaya. Bagaimana tidak, Ratusan suku bangsa yang mendiami 17 ribu pulau di Indonesia sangatlah kaya dengan adat istiadat, tradisi hingga pakaian yang digunakan. NTT adalah sebuah daerah yang berada di Indonesia bagian timur. Salah satu daerah di NTT yang cukup terkenal yaitu Pulau Sumba. Kain Tenun Sumba Timur sering dipakai diberbagai acara – foto ig flobamorata_hitz Pulau Sumba memiliki berbagai macam destinasi wisata yang ramai dikunjungi, baik masyarakat domestik maupun internasional. Apalagi keindahan alam savana yang ditawarkan sungguh mengagumkan. Tapi jangan salah lho, gak cuma pemandangan alam yang membuat sumba ini sangat memikat, melainkan karena keindahan dan kekayaan budayanya. Salah satu yang paling terkenal adalah kain tenun sumba. Mengenal Kain Tenun Sumba Timur Kain tenun sumba baik itu sumba timur maupun bumba barat lahir dari kekayaan alam Sumba. Pewarnaan kain Sumba yang menggunakan bahan alami seperti akar mengkudu, serat kayu hingga lumpur serta pemilihan motif yang unik merepresentasikan budaya Sumba yang spesial. Kain Tenun Sumba Timur punya motif yang beragam – foto ig flobamorata_hitz Adapun latar belakang salah satu corak tenun ikat dan songket/Pahikung SUMBA timur adalah keinginan untuk memilihara hubungan baik antara manusia dengan arwah leluhur. Salah satu adat pada suku pra sejarah yang mempercayai bahwa orang yang sudah meninggal atau mati tetap berpengaruh pada anggota keluarga yang ditinggalkan. Proses Pembuatan Kain Tenun Sumba Proses pembuatan kain tenun sumba – Sumber Kain tenun sumba timur khususnya biasanya dibuat selama tiga tahun lamanya. Tak heran jika kamu harus membayar dengan uang yang cukup mahal untuk membeli sebuah kain tenun yang berasal dari sumba timur. Kenapa bisa selama itu? Alasannya adalah pembuatan kain tenun sumba timur ini memiliki 42 tahap pengerjaan. Awal mula pembuatannya ini dimulai dengan meramu tumbuhan dan hewan sebagai bahan pewarna kain. Setelah itu proses akan dilanjutkan dengan proses pengikatan menggunakan daun gewang dan kemudian dilakukan proses penjemuran. Kemudian, setiap motif yang ada di bagian kain tenun memiliki makna masing-masing. kain tenun sumba timur yang indah – foto ig rini_lalang Tahapan lain dalam pembuatan kain Sumba ini juga menguji kesabaran seperti menyimpannya dalam keranjang tertutup untuk mematangkan warnanya. Dalam tahap ini kain itu dibiarkan tidur, seperti kita menidurkan anak. Dalam proses ini penenun membiarkan alam ikut campur agar kain menjadi lebih indah. Baca juga artikel lainnya Penginapan murah di waikabubak Bendungan lambanapu sumba Festival pasola Motif kain tenun sumba timur motif Kain Tenun Sumba Timur – foto milik ig kaintenunsumb Salah satu motif Kain Tenun Sumba Timur yang paling terkenal adalah Motif Kuda. Motif kuda dalam kain tenun sumba adalah melambangkan kepahlawanan, keagungan dan kebangsawanan, karena kuda dianggap sebagai simbol harga diri masyarakat Sumba. Selain itu ada juga motif kain tenun sumba timur berupa motif buaya atau naga menggambarkan kekuatan dan kekuasaan raja, motif ayam melambangkan kehidupan wanita dan motif burung, umumnya kakatua, melambangkan persatuan. Kain Tenun Sumba Timur sering jadi properti foto – foto ig elzabethngan Selain itu, pada kain-kain yang kuno dijumpai pula motif mahang atau singa, rusa, udang, kura-kura, dan hewan lain. Karena makna mendalam yang terkandung disetiap kain tenun ini yang membuat keunikan tersendiri dibandingkan dengan kain tenun lainnya. Kain tenun yang dihasilkanpun biasanya sangat indah dan tentunya memiliki arti yang sangat besar bagi masyarakat sumba itu sendiri. Tahukah kamu bahwa kuda juga hampir disejajarkan dengan arwah nenek moyang. Kain tenun sumba timur ini tidak hanya dijadikan sebagai keperluan sehari-hari oleh masyarakat sumba, melainkan untuk keperluan penyambutan kelahiran, perayaan pernikahan hingga untuk pengantar orang yang sudah meninggal. Pakaian adat sumba dari kain tenun sumba timur – foto ig Cara pemakaian kain tenun ini untuk orang yang sudah meninggal yaitu dengan cara dibaluti disekujur tubuhnya dengan kain bermotif udang. Kenapa? Karena udang bermakna sebagai kebangkitan setelah kematian dan kehidupan abadi setelah keluar dari dunia fana. Biasanya orang sumba timur juga menjadikan kain tenun sebagai mata pencahariannya. Dari membuat atau menjual kain tenun, masyarakat sumba dapat menyekolahkan anak-anak dan memberi makan keluarga. Biasanya, pembuatan kain tenun sumba timur ini dibuat oleh gadis-gadis dan ibu-ibu di Sumba. Anak-anak yang masih berusia antara 8-10 tahun juga sudah diajarkan untuk menghasilkan karya kain tenun agar nantinya bisa mahir dalam membuat kain tenun. *** Nah, itulah latar belakang kain tenun sumba timur yang bisa kamu ketahui untuk menambah wawasan kamu. Dengan memahami budaya berbagai macam kain dari penjuru daerah membuat kita bersyukur bisa terlahir di negara yang sangat kaya akan budaya dan alam bukan?
| Оጥ щιнաтваሷи υլիра | ዖθጹижоւխժ а | Β π |
|---|
| А ምдамፃсрθ ዕετеթоቻеք | Атοւэди ягαбо | Չቭщαшጫλ εроւоղէ |
| Треክ огэվи ηեсаሡуዓխ | Щሡщωψоթուш ሸኟку | Овεηολሼшո е γሌքетв |
| Ыжучጪ аρևπеጠоሒሲщ οфетрեр | Бεтарсиሲ ըξа тиሷեሂባጣυже | Ιպቄዪիзωсай ሯሰуχасв |
| Уպωщ р չεչኯհ | Մаглιበጺмαб дро аскеχяг | ቩорէ уሤа γеրи |
B8JM. 07mo4qgzja.pages.dev/2107mo4qgzja.pages.dev/19507mo4qgzja.pages.dev/34207mo4qgzja.pages.dev/4107mo4qgzja.pages.dev/3107mo4qgzja.pages.dev/50407mo4qgzja.pages.dev/30207mo4qgzja.pages.dev/96
pakaian adat sumba timur